Mengejar Ibadah 83 Tahun Dalam 1 Malam, Mampukah Kita?


Banyak hadis yang menyebutkan tentang hal ini, antaranya:

من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Maksudnya: “Barangsiapa yang beribadah pada saat lailatul qadar, kerana iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (riwayat Imam Al Bukhari dan Nasa-i)

Nabi SAW juga menyebut seperti yang datang dari Aisyah RA,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Artinya: “Carilah lailatul qadar di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim)

Bahkan Nabi SAW memberikan petunjuk yang lebih terperinci untuk kita mencari Lailatul qadar dengan memperincikan lagi di dalam riwayat yang lain,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ فِي الوِتْرِ، مِنَ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Ertinya: “Carilah malam al-qadar di malam ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.” (riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Baginda SAW turut bersabda dalam riwayat yang lain,

فَالْتَمِسُوهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ

Ertinya: “Maka carilah (lailatul qadar) pada malam kesembilan, ketujuh, dan kelima (dari 10 malam yang terakhir).” (riwayat Imam Al Bukhari)

Bukan sekadar itu sahaja, datang pula atsar dari Ubay bin Ka’b RA yang berkata:

والله إني لأعلم أي ليلة هي ، هي الليلة التي أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم بقيامها ، وهي ليلة سبع وعشرين

“Demi Allah, sungguh aku tahu malam mana malam itu (lailatul Qadar), ia adalah malam di mana Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk menghidupkan malamnya, iaitu malam ke 27.” (riwayat Imam Muslim)

Ini adalah pendapat sahabat Nabi RA. Walaubagaimanapun Al Hafidz Ibn Hajar Al Atsqalani rahimahullah membuat rumusan daripada keseluruhan tentang hadis-hadis berkaitan Lailatul Qadar, menurutnya Allah SWT lebih mengetahui bilakah malam tersebut, cuma Nabi SAW memberi kepada kita tanda-tandanya maka kita dituntut mencari dan menghidupkan malam tersebut.

Ia bukan bererti Nabi SAW menetapkan malam itu pada 27, 29, atau 25, tetapi sebenarnya ia adalah sebagai satu ujian kepada orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT. 

Orang yang tidak pernah menghidupkan malam sejak awal Ramadhan dan hanya menunggu untuk beribadat pada lailatul qadar tidak mungkin berhasil mendapatkan malam tersebut, melainkan dia konsisten sejak awal lagi, mudah-mudahan dia memperolehnya.

Sumber : AAAS