Pemenang Noble Keamanan Hantar Surat Pada PBB Kecam Suu Kyi


NEW YORK - Kegagalan ikon demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi, untuk bersuara bagi menangani keganasan terhadap bangsa Rohingya di negaranya, mengundang kritikan daripada pemenang anugerah Noble Keamanan lain.

Memetik laporan The Guardian, antara yang mengkritik Suu Kyi adalah pemenang anugerah Noble Keamanan dari Afrika Selatan Desmond Tutu dan Malala Yousafzai (pemenang wanita muda anugerah tersebut).

"Kritikan  itu disampaikan mereka melalui sebuah surat terbuka kepada PBB, dalam surat terbuka itu antara lain 23 aktivis memperingatkan Suu Kyi bahawa serangan ketenteraan di Rohingya telah menyebabkan ratusan orang termasuk kanak-kanak mati, berlakunya pemerkosaan, pembakaran rumah dan penangkapan orang awam yang dilakukan sewenang-wenangnya.

"Akses untuk organisasi bantuan kemanusiaan hampir sepenuhnya ditolak, akibat daripada itu ianya telah membentuk sebuah kriris kemanusiaan di daerah yang sudah miskin," tulis surat terbuka tersebut petik, The Guardian.

Surat terbuka itu disampaikan tidak lama, selepas Bangladesh mengumumkan sekitar 50.000 warga Rohingya telah melarikan diri menyebarang negara itu akibat daripada kekejaman yang berlaku di Rohingya.

Dalam pada itu surat itu juga mengingatkan kembali kepada tragedi pembunuhan etnik sepertimana yang pernah belaku  di Rwanda, Darfur, Bosnia, Kosovo.

"Jika kita gagal bertindak, ianya akan memusnahkan mereka," ujar para aktivis tersebut.

Dalam pada itu, pemerintah Myanmar menjelaskan operasi ketenteraan di Rakhine sebagai serangan balas selepas berlakunya penyerangan di Pos Keamanan pada sembilan Oktober lalu. Seramai sembilan polis mati dalam serangan itu.

Sementara itu, menurut para aktivis dalam surat terbuka itu, respons pemerintah Myanmar 'sangat tidak profesional'.

"Seharusnya mereka yang bersalah ditangkap, disoal selidik, dan diadili," kata surat tersebut.

Sumber: Sinar Harian